Enggak tau kenapa, kayaknya gua emang cukup jauh dari armada transportasi yg satu ini. Udah semua armada transportasi pernah gua naiki dari mobil, pesawat, motor, dan kapal laut. Tapi anehnya gua gak pernah sama sekali naik kereta api dari kecil. Kalo pulang kampung gua dan keluarga pasti naik pesawat atau bus karena gak ada kereta dari Sumatra ke Jakarta. Dan kalo gua sekolah, gua gak pernah naik kereta karena sekolah gua dari sd-sma deket sama rumah dan lagian gak dilalui jalur kereta api. Apalagi kalo ngeliat berita di TV, banyaknya tindak kejahatan dan ramenya di stasiun dan dalam kerata makin membuat gua males naik kereta.
Tapi, kisah ini gak berlanjut sampe tgl 11 Februari 2012. Jadi waktu itu gua ama temen2 kelas gua mau ngadain acara bacpackeran ke daerah Jawa Tengah, dan kita pada setuju kalo perginya naik kereta api. Jadi waktu itu hari sabtu. Gua, yuski dan anas yg pergi mesen tiket kereta ke stasiun Tanah Abang karena temen2 yg laen pada punya acara. Kita bertiga mutusin kalo ke stasiun tanah abangnya naik kereta juga karena deket kampus ada Stasiun Kereta Pondok Ranji. Soalnya kalo dari Bintaro-TangSel ke Tanah abang naik angkot atau naik motor ribet banget dan pastinya nanti dijalan bakalan macet. Akhirnya, kita tiba di stasiun Pondok Ranji. Stasiun ini cukup kecil dan hanya tersedia 2 jalur rel kereta dan ruang tunggunya juga sempit. Sesampainya disana, gua cukup mawas diri dan mencoba supaya terhindar dari tindak kejahatan seperti kecopetan dengan gak terlalu menampakkan barang2 berharga seperti dompet dan hp.
Tiba di loket kami langsung mengantri membeli tiket tujuan Stasiun Tanah Abang. Kami memesan tiket kereta listrik yg ber-ac seharga Rp.6.000,00 per orangnya. Di ruang tunggu, gak keliatan banyak orang, mungkin karena gua berangkat agak siang. Soalnya stasiun rame antara pagi dan sore, dimana orang berangkat dan pulang kantor dan sekolah. Setelah nuggu sekitar setengah jam, akhirnya keretanya datang juga. Pas pertama gua masuk, suasana di dalam kereta cukup nyaman dan dilengkapi AC. Kursi penumpang pun sangat nyaman untuk diduduki. Akhirya kereta pun melaju dan beberapa saat kemudian datang petugas kereta untuk mengecek tiket penumpang, supaya tidak ada penumpang gelap yg masuk. Momen pertama naik kereta ini cukup baik, karena situasi di dalam kereta cukup nyaman dan tidak terlalu ramai. Setelah melewati beberapa stasiun, akhirnya kami sampe juga di Stasiun tanah Abang kurang dari sau jam.
Tiba di stasiun Tanah Abang, suasana yg berbeda sekali terasa di banding stasiun sebelumnya. Terlihat banyak sekali orang yg lalu lalang dan sukup besarnya stasiun ini. Tempat untuk membeli tiket berada di lantai 2 dan di lantai 1 merupakan lajur kereta. Setelah kami memesan tiket untuk perjalan backpackeran, kami langsung memesan tiket pulang. Kami memesan tiket ekonomi seharga Rp.1.500,00 karena hanya itu yg paling dulu berangkat dibanding kereta ber-AC. Akhirnya kami pun memasuki kereta dan suasana yg berbeda sekali terasa dibanding kereta sebelumnya. Di dalam kereta banyak pedagang asongan yg lalu lalang dan bahkan ada gerobak kecil tukang buah di dalam kereta, jadi gerobaknya bisa berjalan di sepanjang gerbong tersebut. Di dalam juga para penumpang berebutan ngambil tempat duduk. Jadi kalo dateng telat ya siap2 berdiri gak peduli orang tua atau anak2. Lima belas menit kemudian akhirnya kereta melaju. Di dalam kereta ada anak kecil yg menyapu gerbong sambil ngesot dengan sapu tanpa gagang. Setiap kursi penumpang didatanginya sambil meminta belas kasihan. Ia menengadahkan tangannya cukup lama sampe si penumpang mau memberinya uang. Tak hanya itu, setiap berhenti di tiap stasiun selalu ada pengamen yg masuk dengan berpakaian punk rock jalanan dengan baju serba hitam dan sobek2, yg kalo meminta dengan nada mengancam. Keadaan yg rame dan tanpa AC ini juga diperparah oleh beberapa orang yg ngerokok di dalam kereta. Dan gak terasa, akhirnya gua sampe juga di stasiun Pondok Ranji. Lengkap sudah penderitaan gua naek kereta ekonomi ini selama kurang lebih 50 menit dan gua jadi males kalo naek kereta ekonomi kayak gini. Kalo terpaksa naek kereta, mending gua cari yg ber-AC karena suasananya jauh lebih nyaman.
Tiba di stasiun Tanah Abang, suasana yg berbeda sekali terasa di banding stasiun sebelumnya. Terlihat banyak sekali orang yg lalu lalang dan sukup besarnya stasiun ini. Tempat untuk membeli tiket berada di lantai 2 dan di lantai 1 merupakan lajur kereta. Setelah kami memesan tiket untuk perjalan backpackeran, kami langsung memesan tiket pulang. Kami memesan tiket ekonomi seharga Rp.1.500,00 karena hanya itu yg paling dulu berangkat dibanding kereta ber-AC. Akhirnya kami pun memasuki kereta dan suasana yg berbeda sekali terasa dibanding kereta sebelumnya. Di dalam kereta banyak pedagang asongan yg lalu lalang dan bahkan ada gerobak kecil tukang buah di dalam kereta, jadi gerobaknya bisa berjalan di sepanjang gerbong tersebut. Di dalam juga para penumpang berebutan ngambil tempat duduk. Jadi kalo dateng telat ya siap2 berdiri gak peduli orang tua atau anak2. Lima belas menit kemudian akhirnya kereta melaju. Di dalam kereta ada anak kecil yg menyapu gerbong sambil ngesot dengan sapu tanpa gagang. Setiap kursi penumpang didatanginya sambil meminta belas kasihan. Ia menengadahkan tangannya cukup lama sampe si penumpang mau memberinya uang. Tak hanya itu, setiap berhenti di tiap stasiun selalu ada pengamen yg masuk dengan berpakaian punk rock jalanan dengan baju serba hitam dan sobek2, yg kalo meminta dengan nada mengancam. Keadaan yg rame dan tanpa AC ini juga diperparah oleh beberapa orang yg ngerokok di dalam kereta. Dan gak terasa, akhirnya gua sampe juga di stasiun Pondok Ranji. Lengkap sudah penderitaan gua naek kereta ekonomi ini selama kurang lebih 50 menit dan gua jadi males kalo naek kereta ekonomi kayak gini. Kalo terpaksa naek kereta, mending gua cari yg ber-AC karena suasananya jauh lebih nyaman.
sekarang itu kereta udah nyaman dan aman lagi, di coba aja
BalasHapus